SEJARAH CELL ANIMATION
Stuart Blackton,
Anglo-Amerika, produser film yang lahir tahun 1800-an, animasi potongan sel
pertama disebut "Humorous Phases of Funny Faces". Sebagian besar dari
film ini menggunakan life action effects (stop motion), tetapi itu dulunya
merupakan acuan untuk perkembangan film animasi di Amerika. Pada tahun 1907,
Blackton mengarahkan film lain yang memotivasi Eropa untuk lebih teliti dalam
mengeksplorasi cell animation. Teknik ini ditemukan oleh Earl Hurd, dan
dipatenkan pada tahun 1914. Dulunya mereka menggambar garis sketsa di sisi
depan cel sedangkan mewarnainya di sisi blakang cel, namun sejak tahun 1960an
proses ini diganti dengan teknik xerografi atau teknik fotocopy. Ini merupakan
teknik penting lain yang dikembangkan oleh Caster Carlson di Animation Photo
Transfer Process, Pertama kali ditunjukan di The Black Cauldron pada tahun
1985.
Cell animation adalah suatu tehnik
pembuatan film yang menggunakan media celluloid yang digambar secara manual
pada setiap framenya biasanya terdiri dari 24 fps [frame per detik]
dan terlihat datar bukan 3 dimensi.
Cell adalah selembar transparan selulosa asetat digunakan
sebagai media untuk melukis frame animasi. Hal ini transparan sehingga dapat
diletakkan di atas cells lain dan / atau latar belakang dicat, kemudian difoto.
Misalnya seorang animator
akan membuat animasi
orang berjalan, maka langkah
pertama dia akan
menggambar latar belakang, kemudian
karakter yang akan
berjalan di lembar berikutnya, kemudian
membuat lembaran yang
berisi karakter ketika kaki
diangkat, dan akhirnya
karakter ketika kaki dilangkahkan.
Cell animation
diciptakan dengan cara melukis secara manual pada lembaran cell Animasi cel
biasanya merupakan lembaran-lembaran yang membentuk animasi
tunggal. Masing-masing sel
merupakan bagian yang terpisah,
misalnya antara obyek
dengan latar belakangnya,
sehingga dapat saling bergerak mandiri.
Setelah gambar
mejadi sebuah rangkaian gerakan maka gambar tersebut akan ditransfer keatas
lembaran transparan (plastik) yang tembus pandang/ sel (cell) dan
diwarnai oleh Ink and Paint Departement. Setelah selesai film tersebut
akan direkam dengan kamera khusus, yaitu multiplane
camera di dalam ruangan yang serba hitam.Objek utama yang mengeksploitir
gerak dibuat terpisah dengan latar belakang dan depan yang statis. Dengan
demikian, latar belakang (background) dan latar depan (foreground)
dibuat hanya sekali saja.
Layer adalah bagian
yang memungkinkan kita untuk memberikan nama atau identitas lain (Normal,
Guide, Guided dan Mask) yang berguna untuk memberikan efek pada tampilan yang
dibuat.
Kegunaan layer
antara lain yaitu; untuk membuat animasi lebih dari satu, untuk mengorganisasikan
elemen-elemen dalam satu movie, agar tidak terjadi pengirisan antara satu objek
dengan objek yang laiinnya, agar bisa menemukan objek lebih cepat dan mudah,
dan lain sebagainya.
Contoh penggunaan cell animation dapat
dilihat pada film kartun, animasi stopmotion, animasi claymation, animasi
cutout, animasi hybrid, game flash, dll.
Gambar
claymation film flushed away
Gambar
stopmotion film coralline
Gambar
cut out prince ahmed
Pada cell
animation yang dulu setiap objek gambar diletakkan pada 1 layer gambar sehingga
proses pembuatan menjadi lama dan repot karena harus menggambar setiap gerakan.
Namun, untuk cell animation yang sekarang telah menggunakan komputer, sehingga
cara yang digunakan menjadi lebih mudah. Yaitu dengan memisahkan beberapa part
objek, seperti bagian tangan dan kaki objek , menjadi layer tersendiri, dan
hanya layer itulah yang akan diubah nanti.
Tehnik konvensional
Teknik
Celluloid (kadang-kadang disebut cell saja) ini merupakan teknik
mendasar dalam pembuatan film animasi klasik. Setelah gambar mejadi sebuah
rangkaian gerakan maka gambar tersebut akan ditransfer keatas lembaran transparan
(plastik) yang tembus pandang/ sel (cell) dan diwarnai oleh Ink and
Paint Departement. Setelah selesai film tersebut akan direkam dengan kamera khusus, yaitu multiplane camera di dalam ruangan
yang serba hitam.
Objek
utama yang mengeksploitir gerak dibuat terpisah dengan latar belakang dan depan
yang statis. Dengan demikian, latar belakang (background) dan latar depan (foreground)
dibuat hanya sekali saja. Cara ini dapat menyiasati pembuatan gambar yang
terlalu banyak.
- Pra-produksi:
- Konsep,
- Skenario,
- Pembentukan karakter,
- Storyboard,
- Dubbing awal,
- Musik dan sound FX
- Produksi:
- Lay out (Tata letak),
- Key motion (Gerakan kunci/ inti),
- In Between (Gambar yang menghubungkan antara gambar inti ke gambar inti yang lain)
- Clean Up (Membersihkan gambar dengan menjiplak)
- Background (Gambar latar belakang),
- Celluloid (Ditransfer keatas plastik transparan)
- Coloring (Mewarnai dengan tinta dan cat).
- Post-produksi:
- Composite,
- Camera Shooting (Gambar akan diambil dengan kamera, dengan mengambil frame demi frame),
- Editing,
- Rendering,
- Pemindahan film kedalam roll film.
Tehnik
digital
Setelah
perkembangan teknologi komputer di era 80-an, proses pembuatan animasi 2
dimensi menjadi lebih mudah. Yang sangat nyata dirasakan adalah kemudahan dalam
proses pembuatan animasi. Untuk penggarapan animasi sederhana, mulai dari
perancangan model hingga pengisian suara/dubbing dapat dilakukan dengan
mempergunakan satu personal komputer. Setiap kesalahan dapat dikoreksi dengan
cepat dan dapat dengan cepat pula diadakan perubahan. Sementara dengan teknik
konvensional, setiap detail kesalahan kadang-kadang harus diulang kembali dari
awal. Proses pembuatan animasi 2Dimensi digital terdiri dari:
- Pra-produksi:
- Konsep,
- Skenario,
- Pembentukan karakter,
- Storyboard,
- Dubbing awal,
- Musik dan sound FX
- Produksi:
- Lay out,
- Key motion,
- In Between,
- Background,
- Scanning
- Coloring.
- Post-produksi:
- Composite,
- Editing,
- Rendering,
- Pemindahan film kedalam berbagai media berupa VCD, DVD, VHS dan lainnya.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar